Pentingnya Memahami Bahan Ajar
Pentingnya Memahami Bahan Ajar
Bahan ajar merupakan bagian terpenting yang harus
dipahami oleh guru untuk melaksanakan pembelajaran di sekolah. Melalui bahan
ajar, siswa dapat lebih mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru. Ilmu pengetahuan
diperoleh dari sumber belajar, segala hal yang dapat diterima oleh alam pikiran
kita adalah ilmu pengetahuan. Lingkungan sekitar kita adalah sumber belajar.
Artinya, sumber belajar sebagai
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk belajar, yakni dapat berupa orang,
benda, pesan, bahan, teknik, dan latar (Sadiman, Arief S., 2004).
Bahan ajar
merupakan bagian dari sumber belajar. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang
digunakan untuk membantu guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar. Selain itu, dapat
dikatakan bahwa, bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis
sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar, bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis
maupun bahan tidak tertulis.
Berikut adalah fungsi bahan ajar, yaitu:
1. Pedoman
bagi guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran,
sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada
siswa.
2. Pedoman
bagi siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran,
sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya
dipelajari/dikuasainya.
3. Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil
pembelajaran.
Guru sebagai pendidik
perlu memahami dan mengembangkan bahan ajar, karena ketersediaan bahan sesuai
tuntutan kurikulum; melihat dan memahami karakteristik sasaran; serta tuntutan
pemecahan masalah belajar peserta didik. Sebuah bahan ajar paling tidak
mencakup petunjuk belajar siswa maupun guru, kompetensi yang akan dicapai,
materi pembelajaran, informasi pendukung, soal latihan, lembar kerja siswa
(LKS), evaluasi, dan repon siswa dari evaluasi (refleksi). Ada beberapa prinsip
yang harus diperhatikan oleh guru dalam mengembangkan bahan ajar, yaitu:
1. Mulai dari yang mudah untuk memahami yang sulit (dari konkret ke abstrak).
Siswa akan lebih mudah memahami suatu konsep
tertentu apabila penjelasan dimulai dari yang mudah atau sesuatu yang konkret,
sesuatu yang nyata ada di lingkungan mereka. Misalnya untuk menjelaskan konsep
pasar, maka mulailah siswa diajak untuk berbicara tentang pasar yang terdapat
di tempat mereka tinggal. Setelah itu, kita bisa membawa mereka untuk berbicara
tentang berbagai jenis pasar lainnya.
2.
Pengulangan akan memperkuat
pemahaman
Pengulangan
dalam pembelajaran sangat diperlukan agar siswa lebih memahami suatu
konsep. Dalam prinsip ini kita sering mendengar pepatah yang mengatakan bahwa 5
x 2 lebih baik daripada 2 x 5. Artinya, walaupun maksudnya sama, sesuatu
informasi yang diulang-ulang, akan lebih berbekas pada ingatan siswa. Namun
pengulangan dalam penulisan bahan belajar harus disajikan secara tepat dan
bervariasi sehingga tidak membosankan.
3.
Umpan balik positif akan
memberikan penguatan terhadap pemahaman siswa
Seringkali kita menganggap enteng dengan
memberikan respon yang sekedarnya atas hasil kerja siswa. Padahal, respon yang diberikan oleh guru terhadap siswa
akan menjadi penguatan pada diri siswa. Perkataan seorang guru seperti ’ya
benar’ atau ‚’ya kamu pintar’ atau,’itu benar, namun akan lebih baik kalau
begini...’ akan menimbulkan kepercayaan diri pada siswa bahwa ia telah menjawab
atau mengerjakan sesuatu dengan benar. Sebaliknya, respon negatif akan
mematahkan semangat siswa. Untuk itu, jangan lupa berikan umpan balik yang
positif terhadap hasil kerja siswa.
4. Motivasi belajar yang tinggi
merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan belajar.
Seorang siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan lebih berhasil dalam belajar. Untuk itu, maka salah satu tugas guru dalam melaksanakan pembelajaran adalah memberikan dorongan (motivasi) agar siswa mau belajar. Banyak cara untuk memberikan motivasi, antara lain dengan memberikan pujian, memberikan harapan, menjelas tujuan dan manfaat, memberi contoh, ataupun menceritakan sesuatu yang membuat siswa senang belajar, dll.
5. Mencapai tujuan ibarat naik
tangga, setahap demi setahap, akhirnya akan mencapai ketinggian tertentu.
Pembelajaran adalah suatu proses yang bertahap dan
berkelanjutan. Untuk mencapai suatu standar kompetensi yang tinggi, perlu
dibuatkan tujuan-tujuan antara. Ibarat anak tangga, semakin lebar anak tangga
semakin sulit kita melangkah, namun juga anak tangga yang terlalu kecil
terlampau mudah melewatinya. Untuk itu, maka guru perlu menyusun anak tangga
tujuan pembelajaran secara pas, sesuai dengan karakteristik siswa. Dalam bahan
ajar, anak tangga tersebut dirumuskan dalam bentuk indikator-indikator
kompetensi.
6.
Mengetahui hasil yang telah
dicapai akan mendorong siswa untuk terus mencapai tujuan
Guru dalam proses pembelajaran tibarat pemandu perjalanan.
Pemandu perjalanan yang baik, akan memberitahukan kota tujuan akhir yang ingin
dicapai, bagaimana cara mencapainya, kota-kota apa saja yang akan dilewati, dan
memberitahukan pula sudah sampai di mana dan berapa jauh lagi perjalanan.
Dengan demikian, semua peserta dapat mencapai kota tujuan dengan selamat. Dalam
pembelajaran, setiap anak akan mencapai tujuan tersebut dengan kecepatannya
sendiri, namun mereka semua akan sampai kepada tujuan meskipun dengan waktu
yang berbeda-beda. Inilah sebagian dari prinsip belajar tuntas.
Sumber:
Departemen
Pendidikan Nasional. (2008). Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Depdiknas.
0 Response to "Pentingnya Memahami Bahan Ajar"
Post a Comment